PengertianStock (Kaldu) Kaldu (Stock) adalah cairan yang didapat dari hasil perebusan tulang, daging, unggas, ikan, sayur-sayuran dan bahan-bahan pemberi rasa dan aroma. Tulang yang biasa digunakan untuk membuat kaldu (stock) berasal dari tulang sapi, tulang ayam, dan tulang ikan. 2. Macam-macam Kaldu. a. Industri perikanan yang berdaya saing adalah industri perikanan yang mampu mendorong tumbuhnya sektor ekonomi perikanan dengan kemandirian bahan baku. Skema industri dengan memperhatikan kekuatan stok bahan baku perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kebutuhan bahan baku industri pengolahan serta proyeksi kebutuhan 2025 dari nilai pertumbuhan kebutuhan bahan baku industri pengolahan UMKM dan industri besar. Data dikumpulkan dari pengambilan sampel 2010-2015 dengan teknik purposive sampling yang mewakili provinsi dan jenis industri pengolahan. Data tahun 2015-2019 diperoleh dari data monitoring KKP dan laporan dari industri pengolahan. Data yang diperoleh dianalis dengan statistik inferensia dengan pemodelan dari pola distribusi data yang ada. Model distribusi data yang paling mendekati digunakan sebagai model proyeksi. Hasil kajian menunjukkan bahwa kebutuhan bahan baku ada kecenderungan selalu meningkat dengan pertumbuhan bahan baku 6,07% per tahun, pertumbuhan kebutuhan bahan baku industri tumbuh 2,25 persen pertahun dan UMKM 0,57% pertahun. Dari model proyeksi sampai 2025, maka kebutuhan bahan baku kekurangan 5,9 juta 2019 sampai 9,9 juta ton tahun 2025. Kekurangan mendorong tumbuhnya industri budidaya perikanan untuk memperkuat kebutuhan bahan baku pengolahan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kekurangan bahan baku dapat diatasi dengan produksi budidaya, perlunya mengembangkan pengolahan dengan jenis ikan bahan baku dari spesies yang berbeda, dan perlunya menyiapkan skema penguatan stok bahan baku melalui gudang pendingin untuk jangka panjang. Figures - available via license CC BYContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1 Estimasi stok suplai kebutuhan bahan baku , Yonvitner et Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 158ESTIMASI STOK SUPLAI KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN Yonvitner1,2*, Mennofatria Boer1, Taryono1, Mochammad Riyanto3, Rahmat Kurnia1, Isdradjat Setyobudiandi1, Joko Santoso4, Nandi Sukri5, Kiagus Abdul Aziz11Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Jalan Agatis No 1 Kampus FPIK-IPB Dramaga, Bogor 16680, Telp 0251 86229322Pusat Studi Bencana LPPM IPB Kampus IPB Baranang Siang, Jalan Raya Pajajaran No 1 Bogor3Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Jalan Agatis Kampus FPIK-IPB Darmaga, Bogor 16680 Telp 0251 86229354Departemen Teknologi Pengolahan Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Jalan Agathis Kampus FPIK-IPB Darmaga, Bogor 16680, Telp 0251 86229155Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, 40800. Telp 0222 7798844Korespondensi yonvitr Diterima 21 Januari 2020/ Disetujui 30 April 2020Cara sitasi Yonvitner, Boer M, Taryono, Riyanto M, Kurnia R, Setyobudiandi I, Santoso J, Syukri N, Aziz KA. 2020. Estimasi stok suplai kebutuhan bahan baku untuk industri pengolahan ikan. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 231 Industri perikanan yang berdaya saing adalah industri perikanan yang mampu mendorong tumbuhnya sektor ekonomi perikanan dengan kemandirian bahan baku. Skema industri dengan memperhatikan kekuatan stok bahan baku perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kebutuhan bahan baku industri pengolahan serta proyeksi kebutuhan 2025 dari nilai pertumbuhan kebutuhan bahan baku industri pengolahan UMKM dan industri besar. Data dikumpulkan dari pengambilan sampel 2010-2015 dengan teknik purposive sampling yang mewakili provinsi dan jenis industri pengolahan. Data tahun 2015-2019 diperoleh dari data monitoring KKP dan laporan dari industri pengolahan. Data yang diperoleh dianalis dengan statistik inferensia dengan pemodelan dari pola distribusi data yang ada. Model distribusi data yang paling mendekati digunakan sebagai model proyeksi. Hasil kajian menunjukkan bahwa kebutuhan bahan baku ada kecenderungan selalu meningkat dengan pertumbuhan bahan baku 6,07% per tahun, pertumbuhan kebutuhan bahan baku industri tumbuh 2,25 persen pertahun dan UMKM 0,57% pertahun. Dari model proyeksi sampai 2025, maka kebutuhan bahan baku kekurangan 5,9 juta 2019 sampai 9,9 juta ton tahun 2025. Kekurangan mendorong tumbuhnya industri budidaya perikanan untuk memperkuat kebutuhan bahan baku pengolahan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kekurangan bahan baku dapat diatasi dengan produksi budidaya, perlunya mengembangkan pengolahan dengan jenis ikan bahan baku dari spesies yang berbeda, dan perlunya menyiapkan skema penguatan stok bahan baku melalui gudang pendingin untuk jangka Kunci bahan baku, industri, pendugaan stok, proyeksi, UMKMStock Assesment for Raw Materials Supply of Fish Processing IndustryAbstract Competitive shing industry is a shery industry that have a good priority to the growth of the sheries economic sector with the consistency of raw materials. For this reason, it is important to design an industry scheme by taking into account the strength of the stock as raw material. is study aims to study the necesary of processing industry raw materials as well as the raw material projected for 2025 both the raw material growth and the growth of MSME processing industry and large industries. e results of the study show that there was a tendency for raw materials to increase with a growth in raw materials of per year, growth of industrial raw material necesarry to grow percent per year and MSME per year. Available online JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 159Estimasi stok suplai kebutuhan bahan baku , Yonvitner et the projection model until 2025, the raw material will be decit until million 2019 to million tons in 2025. Inadequate raw materials can be covered from the aquaculture business. Conclusions of this study are lack of raw materials can be covered from aquaculture production, the need to develop processing industry with various sh species as raw materials, and necessary to prepare a cold storage to ensure the stock of raw materials for a long industry, MSME, projection, raw material, stock assesmentPENDAHULUANDaya saing sektor perikanan dan kelautan menjadi salah satu kata kunci dalam pembangunan industri pengolahan hasil perikanan. Daya saing akan meningkat apabila performa industri dapat tumbuh dan berkembang. Perkembangan dalam arti positif adalah terjaminnya proses produksi, suplai bahan baku serta suplai dari produk olahan perikanan kelautan. Selama ini bentuk olahan produksi perikanan dikategorikan dalam 2 kelompok utama yaitu produk olahan UMKM dan produk olahan industri. Olahan UMKM terdiri dari hasil olahan pindang, asap, asin, pelumatan, fermentasi, dan lainnya, sedangkan kelompok olahan industri di antaranya adalah pembekuan, pengalengan, segar, sashimi dan sebagainya. Secara umum keberlanjutan usaha pengolahan perikanan sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku olahan dan pasar produk olahan. Indonesia dengan konsep pembangunan sebagai negara maritim, tentu memiliki potensi dalam membangun sektor perikanan dan kelautan. Potensi stok yang tinggi mencapai 12,5 juta ton KKP RI 2018 adalah modal dasar untuk menumbuhkan industri perikanan nasional. Jumlah ini belum termasuk potensi bahan baku dari sektor budidaya perikanan baik budidaya air tawar maupun laut. Proses impor yang terus terjadi menyebabkan bahan baku berbasis ikan nasional tidak tumbuh. Bahan baku adalah material yang digunakan untuk proses pengolahan baik dari ikan maupun non ikan yaitu udang, moluska, krustase dan lain sebagainya. Ketersediaan stok ikan, tingkat pertumbuhannya, perkembangan konsumsi ikan, perkembangan industri pengolahan dan industri besar perlu dikaji secara komprehensif. Berdasarkan penelitian bahan baku UMKM tahun 2010-2015 kemudian kita membuat sebuah proyeksi kebutuhan ikan nasional berbasis data pertumbuhan kebutuhan bahan baku. Tingkat kebutuhan dan kekurangan bahan baku ikan nasional untuk mendukung industri perlu diteliti sehingga bisa diambil langkah dan program bijak dalam penguatan perikanan nasional untuk mendorong tumbuhnya industrialisasi perikanan nasional dengan dukungan suplai dalam negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kebutuhan bahan baku industri pengolahan serta proyeksi kebutuhan bahan baku sampai 2025 dari nilai pertumbuhan kebutuhan bahan baku yang ada. BAHAN DAN METODEBahan dan AlatKegiatan penelitian mencakup pengumpulan data terkait pengolahan dari bahan baku sampai volume produk olahan. Untuk pengumpulan data, peralatan yang diperlukan adalah form data sheet, perangkat alat tulis, dan bahan kuisioner. Selain itu juga menggunakan alat pengolah data komputer dan perangkat lunak pengolah di antaranya excel. Prosedur PenelitianPenelitian ini terbagi atas dua tahapan, yaitu proses pengumpulan data lapangan sebagai data pokok, dan analisis data sebagai dasar untuk menentukan proyeksi pertumbuhan kelompok usaha dan bahan baku. Kelompok usaha termasuk kelompok usaha UMKM dan kelompok usaha industri besar. Data yang dikumpulkan adalah bahan baku yang digunakan oleh nelayan baik kelompok UMKM maupun industri besar. Data dikumpulkan secara langsung pada dari industri pengolahan periode 2010-2015, dan data hasil pengumpulan dari Kementerian JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1 Estimasi stok suplai kebutuhan bahan baku , Yonvitner et Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 160Kelautan dan Perikanan periode 2015-2017 Pusdatin KKP 2018.Formulasi dan proyeksi data bahan baku dan produk olahan hasil perikanan mencakup proses pengumpulan data. Data yang diperlukan untuk menyusun formula bahan baku adalah sebagai berikut. 1. Jumlah paket produksi per hari satuan kg untuk tiap jenis produk olahan ikan. 2. Jumlah ulangan dalam setiap proses produksi satuan kali untuk tiap jenis produk olahan ikan. 3. Kuantitas ikan yang diolah dari setiap kali proses produksi. 4. Frekuensi produksi bulanan atau tahunan. 5. Unit pengolahan setiap bulan atau tahunan dari satu jenis proses pengolahan ikanModel prediksi data yang digunakan adalah data time series. Jika model prediksi yang digunakan berbasis data bulanan, maka produksi tiap bulan harus tersedia, sedangkan jika berbasis data tahunan, diperlukan data time series tahunan. Ketersediaan data juga menjadi dasar dalam proses analisis yang yang dilakukan tidak lagi menghitung bahan baku, karena data sheet yang tersedia adalah hasil penghitungan jumlah bahan baku yang digunakan. Analisis menggunakan formulasi model yaitu pembentukan model secara formal berdasarkan variabel-variabel dan parameter-parameter serta relasi-relasi yang didenisikan pada tahap karakterisasi sistem. Berdasarkan formulasi ini kemudian dikembangkan metode pencarian solusi dari model tersebut. Formulasi model dapat dilakukan dalam beberapa bentuk yang masing-masing mempunyai prosedur formulasi model yang berbeda, yaitu formulasi model analitik matematika, dan formulasi model simulasi. Data yang diperoleh pada tahap awal ditampilkan dalam model scatter pola pencaran data. Kemudian dijustikasi pola sebaran atau dinamikanya untuk mencari formula yang tepat terkait dengan waktu. Formula yang dipilih adalah yang memiliki bias yang paling rendah dan korelasi yang paling kuat. Model yang diperoleh kemudian digunakan untuk proyeksi pertumbuhan kebutuhan bahan baku menurut waktu Makridakis et al. 2008. HASIL DAN PEMBAHASANIndustri EksistingIndustri pengolahan hasil perikanan Indonesia terdiri dari 2 kelompok utama yaitu UMKM dan industri besar. Usaha UMKM terdiri dari pengolahan ikan asin, ikan pindang, asap, fermentasi, pelumatan dan lainya. Industri besar terdiri dari tuna segar, tuna beku, tuna kaleng, udang, dan ikan kayu yang lebih dari 50% dari bahan bakunya adalah tangkapan cakalang untuk industri misalnya di Ambon Luhur et al. 2017. Jumlah kelompok pengolahan UMKM mendominasi industri pengolahan ikan dengan jumlah unit pengolahan atau 98,2%, dan 718 unit industri 1,18% dari keseluruhan unit pengolahan ikan tahun 2017 termasuk pengalengan tuna Irianto et al. 2007. Komposisi unit pengolahan menurut kelompok pengolahan disajikan pada Figure 1 A dan perkembangan unit pengolahan UMKM unit dan unit pengolahan industri unit Figure 1 B unit pengolahan ikan relatif rendah yaitu untuk industri UMKM 0,5% pertahun dan untuk industri besar 2% per tahun. Pertumbuhan ini tidak termasuk pertumbuhan industri budidaya dan penangkapan. Jumlah pertumbuhan industri pengolahan tergolong rendah sehingga sangat sedikit menyerap tenaga kerja dan upahnya rendah Budiawan 2013. Data tahun 2011 sampai 2017 jumlah industri pengolahan UMKM meningkat sampai tahun 2014, dan menurun kembali hingga tahun 2017. Pertumbuhan jumlah UMKM yang negatif sejak 2014 diduga terjadi karena kurangnya ketersediaan ikan dan rendahnya produktivitas tangkapan Nugraha 2014. Selain itu, juga karena ketersediaan stok bahan baku dipengaruhi dari penangkapan secara global berkurang karena deplesi Purwaningsih dan Santosa 2015. Secara umum industri pengolahan sebagian besar tersebar di wilayah barat Indonesia. Sementara bahan baku banyak dan besar volumenya di Indonesia tengah dan timur. Berdasarkan kelompok wilayah sebaran unit pengolahan ikan dan ketersediaan bahan JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 161Estimasi stok suplai kebutuhan bahan baku , Yonvitner et tahun 2017 maka potensi pengembangan di Indonesia timur dapat dikembangkan dengan skema klasterisasi industri perikanan Zulham et al. 2017.Alokasi dan rasio ketersediaan stokPenentuan alokasi dan rasio ketersediaan stok dilakukan untuk melihat kecukupan dan ketersediaan bahan baku. Untuk itu stok bahan baku UMKM dan industri dikelompokkan menjadi 3 wilayah yaitu Indonesia barat, tengah dan timur. Distribusi ikan pelagis banyak di bagian barat dan tengah Saleh dan Supriyadi 2016 dan demersal Ridho et al. 2004 serta pelagis besar di sebagian Indonesia Timur dan Samuder Hindia Jatmiko et al. 2016. Hasil pengelompokan wilayah berdasarkan ketersediaan stok tersebut disajikan pada Table umum daerah bagian barat merupakan pusat industri besar dan UMKM. Berdasarkan total stok yang tersedia untuk bahan baku dan setelah mempertimbangkan adanya ikan yang dikonsumsi segar, hanya tersedia 1 juta ton lebih stok pengolahan di wilayah barat. Stok yang tersedia untuk bahan baku industri pengolahan keseluruhannya diperkirakan 2,5 juta ton per tahun dengan alokasi terbesar juga masih di bagian barat. Sementara itu di Indonesia bagian tengah tersedia lebih sedikit tapi jumlah unit pengolahan juga lebih sedikit. Namun, secara keseluruhan rasio ketersediaan bahan baku di Indonesia tengah dan timur lebih besar dari Indonesia barat. Hal ini menunjukkan bahan baku pengolahan masih banyak tersedia di Indonesia Tengah dan Timur dibandingkan Indonesia Barat. Ketersediaan bahan baku menjadi ukuran bagi prioritas pengembangan industri pengolahan Astutik et al. 2013 maka sebaiknya industri berada di daerah sumber bahan baku Marwati et al. 2013 misalnya sebuah konsep klasterisasi industri perikanan Purwaningsih dan Santosa 2015.Kebutuhan Bahan BakuKeberlanjutan usaha pengolahan ditentukan oleh ketersediaan bahan baku yang selalu tersedia dan preferensi konsumen terhadap hasil olahan ikan Tuerah 2015. 5605806006206406606807007207405600057000580005900060000610006200063000640002011 2012 2013 2014 2015 2016 2017a bFigure 1 Percentage of MSME and large industry a and trend of sh processing unit from 2011 to 2017 UMKM; I ndu 2012 2013 2014 2015 2016 2017Uni tYearTable 1 Fish stock allocation and processing unit PUat 3 regions in Indonesia JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1 Estimasi stok suplai kebutuhan bahan baku , Yonvitner et Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 162Jumlah potensi tangkapan, kebutuhan untuk pengolahan industri dan UMKM mencapai 72% dari produksi setelah pengembangan. Berdasarkan analisis tahun tahun 2010 sampai 2018 kebutuhan ikan untuk pengolahan rata rata sebesar 3 juta ton dari produksi ikan air laut dan 115 ribu ton dari produksi ikan air air tawar. Pola perkembangan kebutuhan bahan baku tetap terlihat pada Figure sediaan stok yang tersedia menunjukkan adanya kebutuhan yang lebih tinggi dan masih terdapat kekurangan bahan baku. Sejak tahun 2010 sampai saat ini kekurangan tersebut masih besar dan sering ditutupi dengan impor walaupun juga tidak stabil karena pengaruh perdagangan global dan lingkungan Sitanggang 2019. Industri besar dengan tingkat utilitas sebesar 57-60 persen dapat dianggap terjadi peningkatan kebutuhan bahan baku. Tingkat ekspor saat ini merupakan jumlah dari produksi industri besar, sehingga kebutuhan bahan baku kita menjadi lebih besar antara 1,8-2 juta ton per tahun. Jika asumsi tingkat utilitas kita pada industri besar lebih sebesar dari 60%, kebutuhan bahan baku industri akan meningkat lagi. Sebaran tingkat ketersediaan bahan baku dengan kebutuhan di industri pengolahan dan UMKM disajikan pada Figure 3. - 1,000, 2,000, 3,000, 4,000, 5,000, 6,000, 7,000, 8,000, 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018Raw material kg/yearTahun-8000000-6000000-4000000-200000002000000400000060000008000000100000002012 2013 2014 2015 2016 2017Bahan ba ku kg/thnTahunFigure 3 Raw material status for MSME and industry. Blue is for industry; orange is for MSME; grey is total raw material industry and MSME; yellow is availability of raw material; red is decit raw material counted. Figure 2 Raw material of marine and freshwater sh in period 2010-2018 ton per year; where orange bar is fresh water sh, blue bar is marine sh and grey line is total raw material for sh processing material kg/yearRaw material kg/yearyear JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 163Estimasi stok suplai kebutuhan bahan baku , Yonvitner et Pertumbuhan Bahan BakuRerata pertumbuhan bahan baku sekitar 6,7% pertahun, artinya kebutuhan UMKM tetap lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan bahan baku industri besar. Proyeksi sampai 2025 menghasilkan prakiraan kebutuhan total mengikuti pola yang disajikan pada Figure 1 menunjukkan tahun 2025 akan dibutuhkan 12,79 juta ton bahan baku industri pengolahan yang terdiri dari 9,5 juta ton untuk UMKM dan 3,2 untuk industri besar. Pertumbuhan industri pengolahan yaitu UMKM 0,5%/tahun dan industri besar 2,25%/tahun. Fluktuasi bahan baku yang besar yaitu pada UMKM sedangkan pada industri uktuasinya rendah namun lebih stabil dan konsisten Meydianawathi et al. 2014. Pertumbuhan bahan baku mencapai 6,7% dengan tingkat utilitas industri antara 57-60% dan rendemen saat ini untuk UPI UMKM serta kemampuan tangkap kapal ikan Lubis et al. 2011. Proyeksi dari kesediaan bahan baku UMKM dari kondisi yang ada saat ini menunjukkan petumbuhan 1,05%/tahun dengan memasukkan tahun 2016-2017 yang terjadi penurunan sediaan bahan baku. namun jika angka pada tahun 2017 dikeluarkan maka prakiraan bahan baku yang disediakan bisa tumbuh 3,02%, karena kebutuhan bahan baku 2017 menurun dari tahun 2016 yaitu 6,82%. Jika angka pertumbuhan 3,02%, maka bahan baku yang bisa disediakan mencapai 2,8 juta ton dan jika dengan pertumbuhan 1,05 maka bahan baku yang bisa disediakan hanya 1,7 juta ton. Selang pendugaan ini diperlukan untuk melihat elasitisitas bahan baku dan kemampuan meningkatkan kinerja usaha UMKM dan industri besar Ariyani 2018.Produksi penangkapan laut masih kekurangan untuk bahan baku sebesar 5,9-10,7 juta ton atau rata-rata kekurangan bahan baku sebesar 8,42 juta ton pertahun tahun 2019-2025 untuk memenuhi kebutuhan industri periode 2019-2025 Pambudi et al. 2017. Kekurangan bahan baku tersebut dapat disubstitusi dengan memperkuat supply chain Zulher dan Norawati 2019, namun lokasi pengembangan industri perikanan juga harus diperhatikan agar tidak jauh dari pertumbuhan industri 2,25% pertahun dan UMKM 0,57% pertahun dengan bahan baku tumbuh yaitu 6,07 persen pertahun untuk industri, dan 3,06% persen per tahun untuk UMKM. Untuk mencapai kemandirian usaha perikanan, maka harus dirancang strategi yang efektif dengan menata sebaik mungkin usaha perikanan berbasis budidaya mariculture atau perbaikan kualitas bahan baku Howara 2013, sehingga masyarakat bisa dapat manfaat lebih banyak. Hal yang paling penting dilakukan kelompok pengolah yaitu mengubah jenis bahan baku olahan dari produksi yang terbatas di laut menjadi jenis bahan baku yang bisa dibudidayakan. Strategi pilihan yang dapat In du stri = 13576x2-5E+07x + 6E+10R² = = 23677x2-1E+08x + 1E+11R² = l = 37253x2-1E+08x + 2E+11R² = 2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024 2026Ra w material kg/yearye a rFigure 4 Raw material projection until 2025 BS RPJM 2020-2025 for industrial blue, MSME Raw material kg/yearyearorange and total raw material grey JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1 Estimasi stok suplai kebutuhan bahan baku , Yonvitner et Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 164dilakukan dalam setiap kelompok industri pengolahan contohnya dengan mina resto Yulandari et al. 2015 atau meningkatkan varian produk turunan hasil olahan. Untuk mempertahankan industri saat ini yang lebih pada upaya menjaga kontinuitas produk menurut jenis, maka diperlukan upaya meningkatkan impor sesuai kebutuhan industri untuk setiap kelompok industri serta esiensi dan strategi usaha yang baik Anggraeni et al. 2017. Usaha berbasis masyarakat akan menjadi berkurang, karena kegiatan impor tidak akan melibatkan banyak masyarakat serta hanya akan mampu mempertahankan usaha industri dan akan mematikan riset, pengembangan mariculture, aquaculture serta kegiatan handling ikan-ikan berkualitas Hamzah et al. 2015. Pilihan impor sebaiknya ditempuh untuk industri pengolahan tertentu yang peminatnya khusus atau terhadap ikan tertentu yang tidak bisa diproduksi oleh masyarakat misalnya ikan salmon. Menurut Yonvitner 2015, industrialisasi perikanan akan mampu bersaing apabila kita mampu menyiapkan skema industri yang berbasis kemandirian bahan baku. Oleh karena itu, penting merencanakan pembangunan perikanan yang tepat sumber, tepat skala, tepat waktu, tepat lokasi dan tepat teknologi serta tepat pasar yang berdaya saing. KESIMPULANIndustri perikanan akan kuat apabila ditopang oleh sediaan stok perikanan baik tangkap maupun budidaya yang memadai. Perbedaan sediaan alokasi stok antara wilayah Indonesia baik barat, tengah dan timur menjadi pertimbangan lokasi pengembangan industri yang bersesuaian dengan asal dan lokasi sebaran bahan baku. Pasar yang sebagian besar di Indonesia, maka diperlukan sistem logistic yang baik untuk menjamin kualitas bahan baku dan produk olah sampai di konsumen. Ketimpangan atau kesenjangan kebutuhan bahan baku dan ketersediaan seharusnya menjadi peluang untuk memperkuat industri perikanan budidaya. Pertumbuhan industri perikanan akan tetap tinggi karena permintaan dan peningkatan penduduk yang sejalan dengan peningkatan konsumsi. Untuk memperkuat industri pengolahan yang baik dan berkualitas, maka kebijakan memperkuat sistem logistic perikanan, kapal pengangkut yang memadai harus disiapkan pemerintah untuk memastikan industri perikanan dan daya saing meningkat. DAFTAR PUSTAKAAriyani P. 2018. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja usaha mikro, kecil dan menengah umkm dalam mencapai keunggulan bersaing studi kasus pada umkm perikanan di Kabupaten Kediri. [Disertasi]. Malang ID Universitas Y, Santoso EB. 2013. Prioritas wilayah pengembangan industri pengolahan perikanan di Kabupaten Sumenep.Jurnal Teknik ITS. 21 SK, Maarif MS, Sukardi S, Raharja S. 2017. Strategi peningkatan daya saing usaha kecil menengah berbasis olahan ikan di Indonesia suatu tinjauan.Journal Industrial Servicess. 31c A. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja terhadap industri kecil pengolahan ikan di Kabupaten Demak. Economics Development Analysis Journal. 21 Jenderal Perikanan Tangkap. 2012. Statistik Perikanan Tangkap. Jakarta ID Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Hamzah A, Pane AB, Lubis E, Solihin I. 2015. Potensi ikan unggulan sebagai bahan baku industri pengolahan di PPN Karangantu. Marine Fisheries Journal of Marine Fisheries Technology and Management. 61 D. 2013. Strategi pengembangan pengolahan hasil perikanan di kabupaten donggala. Agroland Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. 201 HE, Akbarsyah, TMI. 2007. Pengalengan ikan tuna komersial. Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology. 22 I, Setyadji B, Novianto D. 2016. Distribusi spasial dan temporal ikan tuna mata besar unnus obesus di Samudera Hindia Bagian Timur. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 203 137-142. JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 1Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 165Estimasi stok suplai kebutuhan bahan baku , Yonvitner et Kelautan dan Perikanan. 2011. Statistik Perikanan Tangkap dan Budidaya RI. Deparmeten Kelautan dan Perikanan. Jakarta ID Kemenetrian Kelautan dan E, Sumiati S. 2011. Pengembangan Industri Pengolahan Ikan Ditinjau Dari Produksi Hasil Tangkapan Di Ppn Palabuhanratu. Marine Fisheries Journal of Marine Fisheries Technology and Management. 21 ES, Yusuf R. 2017. Analisis rantai nilai ikan cakalang di Kota Ambon, Maluku. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 121 UM, Wiryawan B, Lubis E. 2013. Kajian strategi pengembangan industri pengolahan ikan di Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. 42 S, Wheelwright SC, Hyndman RJ. 2008. Forecasting methods and applications. John wiley & IG, Wiagustini NLP, Meydianawathi LG. 2014. Master Plan UMKM berbasis perikanan untuk meningkatkan pengolahan produk ikan yang memiliki nilai tambah tinggi. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan. 72 H. 2014. Model Produktivitas dan penyerapan tenaga kerja perikanan tangkap di pantai untara Jawa Barat aplikasi persamaan simultan harga dan upah.Jurnal SMART. 111 AP, Fathoni A. 2017. Pengaruh produksi hasil laut terhadap pertumbuhan umkm olahan ikan.Jurnal EMA. 22.Purwaningsih R, Santosa H. 2015. Pengembangan metode penilaian keberlanjutan sustainability assessment klaster industri perikanan. Prosiding SNST Fakultas Teknik. 11 MR, Kaswadji RF, Jaya I, Nurhakim S. 2004. Distribusi sumberdaya ikan demersal di perairan laut cina selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Periran dan Perikanan Indonesia. 112123-128. Saleh K, Supriyadi F. 2016. Distribusi ukuran ikan teri Stolephorus sp. yang ditangkap pada perikanan bagan tancap di Muara Sungsang Sumatera Selatan Marine Fisheries Journal of Marine Fisheries Technology and Management. 72 DF. 2019. Disiplin Subsidi Perikanan Dalam Sistem Perdagangan Global dan Implikasinya Bagi Perikanan Indonesia. Veritas et Justitia. 51 MC. 2015. Analisis pengendalian persediaan bahan baku ikan tuna pada CV. Golden KK. Jurnal EMBA Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi. 24 2015. Bahan baku urat nadi industry pengolahan perikanan mikro kecil dan menengah. Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian. 13 L, Tjahjono A, Riniwati H. 2015. Perencanaan pengembangan bisnis pengolahan ikan pada rumah makan mina sari tlogomas, Malang, Jawa Timur.ECSOFiM Economic and Social of Fisheries and Marine. 31 A, Purnomo AH, Apriliani T, Hikmayani Y. 2017. Assesment klaster perikanan studi pengembangan rumput laut Kabupaten Sumenep. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 22 Norawati S. 2019. Supply chain management penngaruhnya pada kinerja UMKM pada sentra pengolahan hasil perikanan Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar.Menara Ilmu. 138 120-127. ... Berdasarkan data UPI untuk UMKM 2010-2015 dan data Industri 2015-2016, total kebutuhan bahan baku sebesar 5,051 juta ton/ tahun. Penetapan alokasi untuk kelompok usaha industri dan UMKM mengacu pada persentase pada Table 3. Dengan analisis alokasi proporsional, maka alokasi kuota bahan baku setiap WPP dapat diketahui seperti disajikan pada Figure 3 Jumlah bahan baku pada Indonesia timur tergolong tinggi Yonvitner et al. 2020 Hakim et al. 2019. Pola distribusi dan kebutuhan dari alokasi bahan baku disajikan pada Figure 4 dan Table 1. ...Government policy in the management of fisheries based on WPP includes processing that involves raw materials. The potential of sustainable fish stocks maximum sustainable yield is the potential stock to production and for consumption and processed industrial raw materials. To determine the important information of availablity stock at each FMA as an indicator of the carrying capacity of raw materials for the fishing industry. The research conducted in 2016 uses 2010-2015 data series for estimating the capacity of MSME raw materials, and 2015-2016 data for capacity data for industry. Analysis consiste of avaliability stock in MSY level and total stock for raw material to support for industry and MSME. This research found that from FMA areas with the highest raw material potential is in FMA 718 are that potenstial to support more than 600 MSMEs, and Industry sustain. The allocation material for industry about and for MSMEs from total of million tons of raw materials used. So, with the potential stock in MSY 80% of the stock that can be support untill 80 industries and 3031 MSME units total units of fish processing businesses. This number is lower than the current condition, where only 650 more Industrial units and more than 6350 unit of MSME. The amount of raw material available is less than enough to support the existing industry. This condition becomes as consideration to import of fish stock to increase the fish processing industry raw materials. To maintenance the stock supply in each WPP, should be prepare any strategic plan on it. The rational strategy that chosen by maintenance industrial supply, are increasing import or enhance the marine and freshwater fish Maksum Marwati Budy WiryawanErnani LubisIndustri perikanan tangkap merupakan salah satu industri yang berpotensi untuk dikembangkan. Potensi perikanan tangkap Indonesia tergolong besar dan dapat dijadikan peluang dalam membangun industri pengolahan ikan. Kota Palopo memiliki kebijakan struktur ruang yang mewujudkan pusat kegiatan yang memperkuat kegiatan agroindustri, perdagangan dan jasa serta pariwisata dan kegiatan kota lainnya secara optimal. Subsektor perikanan merupakan subsektor unggulan di Kota Palopo. Kajian tentang pengembangan industri pengolahan ikan di Kota Palopo dilakukan, bertujuan untuk menentukan strategi yang sesuai untuk kondisi Kota Palopo. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan SWOT. Hasil analisis menggunakan SWOT menyimpulkan bahwa strategi yang dapat diterapkan dalam rangka mendorong pengembangan industri pengolahan ikan di Kota Palopo diantaranya 1 penguatan dan pengembangan kelompok pengolah ikan terpadu masyarakat pesisir; 2 memanfaatkan dan memelihara fasilitas penanganan hasil tangkapan yang tersedia yaitu chilling room , pabrik es, dan gedung pengolahan ikan; 3 mengembangkan jangkauan pasar terutama produk olahan hasil perikanan; 4 mempermudah akses administrasi pendirian industri pengolahan ikan di daerah; dan 5 meningkatkan daya saing volume produksi hasil tangkapan ikan nelayan lokal Kota Palopo di PPI Pontap Yonvitner YonvitnerRINGKASAN Sejak pencanangan industrialisasi perikanan 2011 dan menjadi makin populer tahun 2012 sektor perikanan mulai melakukan pembenahan. Pembenahan tersebut dimulai dengan mendorong peningkatan produksi perikanan untuk komoditas yang potensial dikembangkan secara ekonomi. Beberapa komoditas unggulan diantaranya adalah udang, ikan patin, dan komoditas budidaya lainnya. Sementara itu komoditas tangkap terus digenjot untuk mendukung industri UMKM pengolahan seperti ikan asin, asap dan pindang. Namun setelah beberapa tahun berjalan, belum terlihat perkembangan yang signifikan dari tahapan pencapaian program tersebut. Permasalahan terus menggeluti usaha ini mulai dari bahan baku yang langka, logistik yang tidak tersedia, sampai pada kebijakan impor dari pemerintah. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan bahan baku yang ada di perairan mencukupi untuk bahan baku industri pengolahan ikan kelompok UMKM nasional. Kata kunci stok ikan, bahan baku, industri pengolahan ikan, logistik perikananHeri NugrahaPenelitian ini dilakukan untuk menentukan sebuah strategi pengembangan sektor perikanan tangkap dengan menggunakan modelEkonometrika. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan Model Produktivitas dan Penyerapan Tenaga Kerja Perikanan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey melalui pendekatan deskriptif dan verifikatif. Analisis dilakukan dengananalisis persamaan simultan Harga dan Upah untuk melihat peningkatan Produktivitas dengan adanya transfer teknologi. Hasil Analisis menunjukkan bahwa telah terjadi transfer teknologi di sektor perikanan yang menyebabkan peningkatan produktivitas dan penyerapan tenaga kerja, atas dasar hal tersebut maka dirumuskan strategi pengembangan sektor Kunci Model, Produktivitas, Perikanan, Harga, UpahDyan F. D. SitanggangGovernment policies providing financial aid to small and medium scale business enterprises are found everywhere around the globe, including those that is managed by Indonesia, and is allowed under the world trade arrangement managed by the WTO. An important part of this policy is subsidies made available to fishing businesses. Be that as it may, overfishing and the resulting fish stock crisis globally has made the practice of subsidizing marine fishing enterprises suspect in light of marine environment protection. This article discusses the issues of fishing subsidies as practiced in Indonesia in view of the current regime of economic law and the need to develop a sustainable fishing ini bertujuan untuk mengkaji rantai nilai komoditas ikan cakalang sehingga diperolehbesaran nilai tambah dan tingkat efisiensi pada setiap simpul rantai pasok. Data yang digunakan adalahdata primer dan sekunder dari instansi terkait dan pelaku usaha. Data dikumpulkan melalui wawancarakepada responden dengan teknik purposive dan snowball sampling. Data selanjutnya dianalisis dengananalisis nilai tambah, rantai pasok dan rantai nilai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemasaranikan cakalang memiliki tiga saluran distribusi yaitu 1 dari nelayan ke pedagang pengumpul danke pedagang pengecer; 2 dari nelayan ke pedagang pengumpul kemudian ke pengolah ikan asar,dan; 3 dari nelayan ke UPI/cold storage. Analisis rantai pasok menunjukkan bahwa ikan cakalangsebagian besar 50% didistribusikan ke UPI/cold storage dan sisanya dengan porsi yang sama 25%didistribusikan ke pedagang pengecer dan pengolah ikan asar. Analisis rantai nilai menunjukkan bahwanilai tambah terbesar dihasilkan pada saluran pemasaran kedua, yaitu sebesar Simpulrantai pasok nelayan cenderung tidak efisien pada ketiga saluran pemasaran. Rekomendasi kebijakanyang diusulkan 1 koordinasi dengan Bappeda dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagaiupaya pengembangan industrialisasi ikan cakalang; 2 melakukan introduksi dan penyebaran teknologipengolahan ikan cakalang dari Balitbang KP dan perguruan tinggi setempat untuk meningkatkan nilaitambah produk, dan; 3 memperluas akses pasar dengan mengefisienkan sistem distribusi, baik melaluijalur laut maupun Value Chain Analysis of Skipjack Tuna in Ambon, MalukuThe purpose of this research was to analyze value chain of skipjack to get a quantity valueand a level of efficiency on each node supply chain. Research was conducted by using the primaryand secondary data from various relevant agencies and businessmen. Data collection was conductedthrough interview to respondent with using purposive and snowball sampling technique. Data wereanalyzed with value-added, supply chain and value chain analysis. The result showed that there werethree distribution channels of skipjack 1 fisher’s to broker and to retailers; 2 fisher’s to broker and tofish processors, and; 3 fisher’s to cold storage. Supply chain analysis showed that mostly of skipjack50% distributed to cold storage and the rest distributed to retailers 25% and fish processors 25%.Value chain analysis showed in the second marketing channel has the the largest value added, that isas IDR per kilograms. On the third marketing channel, fisherman tend has an ineffiencent supplychain. Therefore,there are some recommendations are 1 doing coordination among Bappeda,industryand trade office as an effort of developing skipjack industrialization; 2 doing introduction and spread ofprocessing technology of agency’s research and development of marine affairs and fisheries and localuniversity to increase value added products, and; 3 expanding market access both of air and sea routesfor having efficient distribution LubisSumiati SumiatiIn fact, fish processing industry is very importance to support development a fishing port. It is the same with the case of territorial fishing port PPN of Palabuhanratu. So that a research to determine the condition of fish catch production that was able to support the development of fish processing industry, need to be done. A case study on the underdeveloped of fish processing industry in PPN Palabuhanratu was done. Data analysis using descriptive numerical projection of the catch by estimating the need for the development of fish processing industry. Processing type that exist in PPN Palabuhanratu and nowadays are the processing on fish freezing, fish boiling, fish salting, crisp chips, meatball fish and abon fish. Based on the result of projection, the best fish production prospective as raw material for fish processing industry are skipjack tunas, eastern little tuna, tunas, hairtails, shark, ponyfish, ray, Indo-Pacific marlin, scads and wolf herring. A preceding ten year period of 2008-2017, the production of skipjack tunas, eastern little tuna, tunas, ponyfish, Indo-Pacific marlin, scads and wolf herring tend to increase, while the others will decrease. The development of other types of processing industries can be done for freezing, canning, fillet, loin, surimi and nuggets adalah strategi pengembangan wilayah untuk memanfaatkan potensi ekonomi. Wacana klaster perikanan tidak lepas dari strategi tersebut, tujuannya untuk mendorong pengembangan sentra industri perikanan. Penelitian dilakukan bulan Mei 2007 pada lokasi pengembangan rumput laut di Kabupaten Sumenep yang merupakan contoh daerah sasaran pengembangan klaster rumput laut. Tujuan dari kajian ini adalah i mengidentifikasi dan mempelajari berbagai karakteristik konsep klaster dalam hubungannya dengan pengembangan industri perikanan; ii mempelajari karakteristik dan hubungan unit usaha pada sentra perikanan terkait dengan pengembngan klaster perikanan dan iii merumuskan strategi pengembangan klaster rumput laut di Sumenep. Penelitian dilakukan dengan survey melalui wawancara dengan responden. Responden yang diwawancara meliputi pejabat pemerintah, pembudidaya rumput laut, pedagang, pengolah dan eksportir rumput laut, pengusaha jasa transportasi dan tokoh masyarakat setempat. Hasil kajian ini menunjukkan di Sumenep telah ada komponen-komponen pembentuk klaster rumput laut. Penelitian ini juga menunjukkan tejadi konflik horizontal pada usaha perdagangan dan industri pegolahan produk primer menjadi intermediate product. Pada sisi lain hubungan vertikal antar komponen usaha industri rumput laut cenderung mendorong terjadi asimetris informasi terutama antara pembudidaya rumput laut dengan pedagang. Pengkajian ini merekomendasikan kluster rumput laut di Sumenep harus dibangun berdasarkan prinsip consumer oriented, klaster harus bersifat kolektif, dan kumulatif. Tittle Assesment of Fisheries Cluster Development Case of Seaweed Cluster in Sumenep District.Cluster is a strategy for regional development to support local economic potency. The opinion of fisheries cluster will be developed closed to that strategy, with aiming to establish fisheries industrial complex. Research was conducted in Sumenep Madura on May 2007as the target area for the establishment of the fisheries cluster complex. The purposes of this research were i to identify and study the fisheries industrial cluster complex characteristics related to the development of fisheries industry, ii to study the characteristic and pattern linkages among industrial units in fisheries center related to institutional development, and iii to generate suggested recommendation for seaweed cluster industrial complex in Sumenep district. Data were collected through survey in the respected area; the respondents covered the local government officers, seaweed farmers, seaweed processors, local traders, exporters, local transportation services and local leaders. The research findings were there were many seaweed industry units in Sumenep which can be used as the main component to organize the establishment of the seaweed industrial cluster complex, in order to get horizontal conflict among traders and seaweed processors were existed the seaweed from the farmers. On the other hand, the vertical relationship among industrial units tend to make asymmetric information on price and product criteria between traders and seaweed farmers. This research recommends the seaweed cluster industrial complex in Sumenep can be developed on the basis of consumer oriented, collective and cumulative Perikanan Tangkap dan Budidaya RI. Deparmeten Kelautan dan PerikananKementerian Kelautan Dan PerikananKementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Statistik Perikanan Tangkap dan Budidaya RI. Deparmeten Kelautan dan Perikanan. Jakarta ID Kemenetrian Kelautan dan Perikanan. 4 Vegetable stock. Menggunakan bahan dasar sayur yang direbus bersama dengan mirepoix. Vegetable stock yang baik harus berwarna bening dan cerah. Kaldu ini juga gak menghasilkan gelatin karena gak ada lemak hewannya. Tapi biar begitu, vegetable stock bisa banget kok kamu jadikan kaldu untuk makanan yang punya resep daging.
Jakarta - Selain daging ayam, ikan asin juga jadi lauk favorit selama ramadan. Ada beberapa jenis ikan asin yang bisa Anda beli dan dijadikan stok di yang diawetkan dengan campuran garam ini bisa jadi lauk pelengkap favorit. Daging ikan yang dikeringkan dan diberi garam agar awet ini bisa jadi campuran untuk beberapa masakan. Mulai dari balado, nasi liwet hingga disantap dengan sambal dan yang asin membuat penggunaan ikan asin tak banyak. Jika ada sisa atau sudah terlanjur membeli banyak, Anda bisa menyimpannya dalam wadah tertutup dalam suhu ruang. Akan tetapi, jika ikan asin yang Anda beli mengandung cukup air seperti cumi dan ikan peda, sebaiknya simpan dalam wadah tertutup dan simpan di lemari es. Sebelum berbelanja, ada baiknya Anda ketahui beberapa jenis-jenis ikan asin yang bisa disimpan sebagai stok juga Ini Dia Rahasia Nasi Goreng Kampung dan Ikan Asin yang Sedap Enak 1. Ikan asin teriFoto iStockIkan teri berukuran kecil sangat digemari banyak orang. Ada dua jenis ikan teri yang populer yaitu ikan asin teri jengki dan Medan. Ikan asin teri jengki sangat cocok dipadu bersama dengan kacang sebagai hidangan sambal goreng teri kacang. Rasanya gurih dengan sensasi rasa untuk ikan teri Medan biasanya digunakan sebagai campuran nasi liwet atau pun nasi bakar. Kandungan gizi ikan asin cukup tinggi karena mengandung kalsium dan fosfor yang baik untuk kesehatan Ikan asin gabusFoto iStockSelain ikan teri, ikan asin gabus ini cukup digemari di Indonesia. Ikan asin gabus ini tergolong ikan asin yang relatif bersih. Ini karena sebelum diasinkan, ikan gabus dibelah dan dibersihkan bagian sisik, insang dan isi perutnya. Harga ikan asin ini cukup asin gabus cocok dimasak dengan cara di balado atau pun dipadu dengan cabe Ikan asin jambal rotiFoto iStockJadi primadona, ikan asin jambal roti ini memiliki tekstur daging yang tebal. Harganya cukup mahal karena bahan bakunya terbatas namun permintaannya tinggi. Ikan asin jambal roti ini dibuat dari ikan mayung dan kadukang. Paling cocok dijadikan sebagai campuran nasi liwet atau pun ditumis dengan bawang, cabai dan pete. Selain itu enak juga dinikmati bersama dengan sayur asem hangat dan Ikan asin kipasFoto iStockIkan asin ini memiliki bentuk yang tipis dengan rasa yang tak terlalu asin. Dibuat dengan bahan baku ikan layang-layang. Ikan asin kipas ini enak dimasak dengan cara di balado. Supaya rasanya garing, ikan asin kipas bisa digoreng hingga matang dan dipadu dengan campuran bumbu cabai pedas. Enak dimakan dengan nasi Ikan asin sepatFoto iStockIkan sepat yang diasinkan juga bisa jadi pilihan. Sebelum dimasak, ikan asin sepat sebaiknya dibersihkan dengan air atau direndam beberapa saat. Kemudian di goreng. Ikan asin sepat ini enak jadi pelengkap makan sayur asem, lodeh atau disantap dengan sambal dan juga Ikan Asin Lauk Favorit, Ini Hal yang Penting Diperhatikan Saat Membelinya lus/odi
Baksoikan adalah salah satu bahan yang sering digunakan dalam aneka resep masakan Nusantara. Resep masakan Nusantara berupa sup dan aneka hidangan berkuah biasanya paling cocok dipadukan dengan bakso ikan. Bila Anda memiliki waktu senggang di rumah, tak ada salahnya mencoba membuat bakso ikan sendiri, karena Anda bisa menambahkan komposisi ikan lebih banyak sehingga rasa bakso yang dihasilkan

Permasalahan utama yang dihadapi mitra petani ikan nila di Desa Coppo tompong, Pangkep adalah biaya operasional pakan komersial tinggi, padahal pakan pellet komersial merupakan input produksi budidaya yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan ikan. Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani mitra adalah pembuatan pakan sederhana dengan memanfaatkan bahan baku yang ada di lingkungan sekitar petani. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani dalam memproduksi pakan buatan murah. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri atas penyuluhan non teknis, penyuluhan teknis, kegiatan demonstrasi/praktik dan pendampingan. Kegiatan penyuluhan non teknis dilakukan untuk membuka wawasan kelompok tani tentang pentingnya pemberian pakan pada pemelihara ikan nila. Selain itu juga diharapkan peningkatan motivasi kerja serta pentingnya menumbuh-kembangkan minat berwirausahaan. Penyuluhan teknis terdiri atas pemilihan bahan baku pakan; menghitung kebutuhan bahan baku; penepungan; penimbangan; pencampuran pakan; pelleting pakan; penjemuran pakan; dan uji pakan secara fisik, kimia dan biologi. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa petani dapat menerima inovasi, mampu mempersiapkan bahan baku beserta sarana pendukung pembuatan pakan dan mampu melakukan pembuatan pakan murah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2018 P-ISSN 2615-4323 Halaman 1-7 E-ISSN 2579-9797 Diterima Februari 2018 Disetujui Mei 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Amrullah, M. Adnan B., Wahidah, Produksi Pakan Mandiri… 1 Available at PRODUKSI PAKAN MANDIRI UNTUK BUDIDAYA IKAN NILA DI KABUPATEN PANGKEP Producing Fish Feed Locally for Tilapia Cultivation in Pangkep Regency Amrullah1, Mohammad Adnan Baiduri2, Wahidah3 Jurusan Perikanan Budidaya, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan, Pangkajene Kepulauan, Jl. Poros Makasar-Pare Km 83, Pangkep, Sulawesi Selatan Koresponden author Amrullah ulla_285 ABSTRAK Permasalahan utama yang dihadapi mitra petani ikan nila di Desa Coppo tompong, Pangkep adalah biaya operasional pakan komersial tinggi, padahal pakan pellet komersial merupakan input produksi budidaya yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan ikan. Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani mitra adalah pembuatan pakan sederhana dengan memanfaatkan bahan baku yang ada di lingkungan sekitar petani. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani dalam memproduksi pakan buatan murah. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri atas penyuluhan non teknis, penyuluhan teknis, kegiatan demonstrasi/praktik dan pendampingan. Kegiatan penyuluhan non teknis dilakukan untuk membuka wawasan kelompok tani tentang pentingnya pemberian pakan pada pemelihara ikan nila. Selain itu juga diharapkan peningkatan motivasi kerja serta pentingnya menumbuh-kembangkan minat berwirausahaan. Penyuluhan teknis terdiri atas pemilihan bahan baku pakan; menghitung kebutuhan bahan baku; penepungan; penimbangan; pencampuran pakan; pelleting pakan; penjemuran pakan; dan uji pakan secara fisik, kimia dan biologi. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa petani dapat menerima inovasi, mampu mempersiapkan bahan baku beserta sarana pendukung pembuatan pakan dan mampu melakukan pembuatan pakan murah. Kata kunci Pakan murah, ikan nila, Desa Coppo Tompong, Pangkep ABSTRACT Nile tilapia culture has been widely performed by many local farmers in Coppo Tompong village, Pangkep regency. However, most of their operational costs are allocated to provide fish diet. Consequently, the income of the local farmers from their own fish cultivation cannot be maximised. Therefore, an alternative low cost fish diet is required by formulating low cost locally ingredient for fish diet. The aim of this community engagement program was to improve the understanding and skills of local farmers in producing inexpensive fish meal. This program consisted of non-technical counselling, technical counselling, demonstration or practice activities and mentoring. Non-technical counselling was conducted to improve the knowledge of the local farmers related to the importance of feeding on farming Tilapia. Furthermore, it was also expected to increase the work motivation and entrepreneurship among local farmers. Technical counselling consisted of the selection of feed ingredients, calculated raw material requirement, milling, weighing, mixing, pelleting, and drying of feed. Physical, chemical, and biological tests of the formulated feed were conducted to evaluate the quality of formulated feed. In conclusion, farmers are able to apply the knowledge and skills, particularly in preparing raw materials and equipment for producing more affordable fish diet for aquaculture. Keywords Low-cost fish feed, Tilapia, Coppo Tompong Village, Pangkep JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2018 P-ISSN 2615-4323 Halaman 1-7 E-ISSN 2579-9797 Diterima Februari 2018 Disetujui Mei 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Amrullah, M. Adnan B., Wahidah, Produksi Pakan Mandiri… 2 Available at 1. PENDAHULUAN Ikan nila Oreochromis niloticus merupakan jenis ikan konsumsi yang dapat hidup di semua perairan, baik di perairan tawar, payau maupun laut. Teknologi budidaya ikan nila relatif mudah diserap dan diterapkan oleh masyarakat. Memiliki pasar yang luas, mulai dari pasar lokal hingga pasar ekspor dalam bentuk fillet, dapat diusahakan pada skala rumah tangga/usaha kecil, dan mampu menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu budidaya ikan nila dapat menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat. Kabupaten Pangkajene Kepulauan Pangkep adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Terdiri atas 9 kecamatan, salah satu diantaranya adalah Kecamatan Mandalle dan Desa Coppo Tompong merupakan satu dari enam desa yang ada di Kecamatan Mandalle. Desa Coppo Tompong dan secara umum Kecamatan Mandalle di dominasi oleh persawahan dan tambak. Jumlah penduduk Desa Coppo Tompong pada tahun 2013 sebanyak jiwa, dengan tingkat rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 1,4%, penyebaran penduduk 397 jiwa per km2 persegi dan luas wilayah ± 5,323 km2. Budidaya ikan air tawar, terutama ikan nila merupakan salah satu kegiatan penting masyarakat di Kecamatan Mandalle terutama di Compo Toppong. Petani ikan nila yang menjadi mitra pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat PKM melakukan budidaya ikan nila masih pada skala ektensif. Permasalahan utama yang dihadapi mitra adalah biaya operasional pakan komersial tinggi. Pakan pellet komersial memiliki harga yang mahal padahal pakan merupakan input produksi budidaya yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan dan komponen biaya yang paling besar dalam kegiatan budidaya dengan kisaran 60-85% Suprayudi 2010. Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi petani mitra adalah pembuatan pakan sederhana dengan memanfaatkan bahan baku yang ada di lingkungan petani. Produksi pakan murah oleh mitra akan menekan biaya operasional, tetapi kualitas pakan yang dihasilkan kualitas nutrisi yang baik. Bahan pakan yang digunakan mengandung protein tepung ikan, tepung kepala udang, karbohidrat tepung bungkil kedelai, mineral tepung tulang dan vitamin premix. Vitamin merupakan bahan organik yang penting untuk pertumbuhan, kesehatan, reproduksi dan pemeliharaan Halver and Hardy 2002. Bahan untuk pakan ikan ini merupakan bahan alternatif yang tidak memiliki nilai ekonomis, namun memiliki kualitas gizi yang baik sehingga dapat menekan biaya produksi. Tahapan yang akan dilakukan dalam pembuatan pakan murah adalah a memilih bahan baku pakan ikan, b menghitung kebutuhan bahan baku pakan yang sesuai dengan kebutuhan ikan, c melakukan penepungan, penimbangan, dan pencampuran pakan ikan d melakukan pelleting pakan, e melakukan uji pakan secara fisik, kimia dan biologis. Penyuluhan dilakukan untuk menjelaskan pentingnya pakan untuk pemeliharaan ikan, teknik penyimpanan pakan dan pemeriksaan kualitas pakan secara fisik, jenis pakan dan metode pemberian pakan. Tujuan JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2018 P-ISSN 2615-4323 Halaman 1-7 E-ISSN 2579-9797 Diterima Februari 2018 Disetujui Mei 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Amrullah, M. Adnan B., Wahidah, Produksi Pakan Mandiri… 3 Available at pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani dalam memproduksi pakan buatan ikan murah dengan kandungan protein minimal 20%. 2. METODE PELAKSANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi dan pemecahan masalah yang telah direncanakan, maka tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyuluhan non teknis, penyuluhan teknis, kegiatan demonstrasi/praktik dan pendampingan. Penyuluhan non teknis bertujuan untuk meningkatkan minat kewirausahaan masyarakat dan sikap terbuka petani untuk mengadopsi teknologi pembuatan pakan murah pada budidaya ikan nila. Penyuluhan teknis ini akan dilaksanakan untuk melakukan transfer teknologi pembuatan pakan murah kepada petani ikan nila sebagai masalah utama. Selanjutnya dilakukan kegiatan demonstrasi/praktek untuk meningkatkan keterampilan petani mitra maupun bukan mitra di Desa Coppo Tompong. Demonstrasi dan praktek produksi pakan murah akan melibatkan petani secara langsung, meliputi pemilihan bahan baku pakan, penepungan, penghitungan gizi, pembuatan ramuan pakan, pelleting, penjemuran pakan dan pengujian pakan. Pendampingan Setelah penyuluhan, demonstrasi dan praktik, maka akan dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan pada petani mitra pada semua tahapan dalam kegiatan budidaya ikan nila. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyuluhan Non Teknis Kegiatan penyuluhan telah dilakukan, penyuluhan non teknis dilakukan untuk membuka wawasan kelompok tani tentang pentingnya pemberian pakan pada pemelihara ikan nila. Secara umum petani di wilayah Desa Coppotompong dan masih memiliki banyak lahan disekitar rumah petani yang kurang produktif untuk dijadikan kolam ikan. Hal ini menjadi topik utama penyuluhan untuk melakukan diversifikasi usaha dan dapat dilakukan oleh kaum ibu maupun anak petani tanpa mengganggu kegiatan utama sebelumnya sebagai petani sawah. Dengan demikian maka keikutsertaan ibu-ibu petani dapat lebih produktif. Selain itu juga diharapkan peningkatan motivasi kerja serta pentingnya menumbuh-kembangkan minat berwirausahaan. Dijelaskan pula potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, potensi pasar ikan nila dan keuntungan yang dapat diperoleh serta keberlanjutan usaha. Kebutuhan Nutrisi dan Pemilihan Bahan Baku Pakan Beberapa persyaratan yang harus terpenuhi dalam pemilihan bahan baku untuk pembuatan pakan pellet ikan nila menurut Wilson 2002, diantaranya adalah 1 Bahan baku pakan merupakan bahan alternatif atau limbah dari bahan makanan manusia, diantaranya jagung, dedak halus, bungkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah, hijauan, tepung ikan dan tepung tulang, 2 Bahan baku tersedia dalam waktu lama dan kontinyu, 3 Harga bahan baku harus murah 4 Kualitas gizi bahan baku harus terpenuhi, protein 20–60% optimum 30–36%, lemak 4–18%, karbohidrat 10 –50%, vitamin. JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2018 P-ISSN 2615-4323 Halaman 1-7 E-ISSN 2579-9797 Diterima Februari 2018 Disetujui Mei 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Amrullah, M. Adnan B., Wahidah, Produksi Pakan Mandiri… 4 Available at Kandungan protein pakan ikan nila berdasarkan SNI 01-7242-2006 minimal 25%. Hal yang sama pernyataan Jobling 1994 bahwa kebutuhan protein untuk ikan air tawar berkisar 25-35%, sedangkan menurut FAO 2016 berkisar 30-35%. Sedangkan berdasarkan sumber proteinnya, ikan nila mampu beradaptasi dengan jenis pakan yang bersumber dari bahan nabati seperti tepung kedelai, tepug jagung, tepung biji kapuk, tepung eceng gondok El-Sayed dan Tacon 1997;; lamtorogung dicampur cairan rumen Widyanti 2009; Eceng gondok Pratiwi 2015; tepung bioflok Pasha 2015; Ceratophyllum sp Alim 2016; rumput laut Putri 2017; Rifaldianto 2016. Retensi protein mengekspresikan besarnya tambahan protein tubuh dari protein yang dikonsumsi Soedibya 2013. Retensi protein yang tinggi akan menyebabkan ikan memanfaatkan lemak dan karbohidrat secara efektif sebagai sumber energi protein sparring effect dalam pakan, sehingga protein digunakan untuk pertumbuhan. Komponen pakan lainnya adalah karbohidrat. Kebutuhan karbohidrat ikan nila belum diketahui secara pasti, namun menurut FAO 2016, maksimal berkisar 40% dan lemak minimum 10-15%. Komponen vitamin dan mineral sangat kecil dosisnya dalam pakan, namun sangat penting untuk reproduksi, kesehatan dan metabolisme ikan. Selain komponen utama, faktor yang harus diperhatikan ketersediaannya dalam pakan adalah serat kasar, dengan kisaran 8-10% berat kering FAO 2016. Untuk memilih bahan baku pakan, kecernaan pakan harus pula dipertimbangkan. Kecernaan pakan ini merupakan tahap awal untuk mengevaluasi potensi bahan baku yang akan digunakan.. Kecernaan nutrient ini menunjukkan banyaknya banyaknya komposisi nutrient yang diserap dan digunakan untuk pertumbuhan serta proses metabolismenya Zhou et al. 2004; NRC 2011. Kecernaan tepung polar sebesar 82,87%, tepung bungkil kedelai 91,12% dan tepung ikan 83,53% Ribeiro et al. 2011. Kegiatan yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini terdiri atas pemilihan bahan baku pakan; menghitung kebutuhan bahan baku; penepungan; penimbangan; pencampuran pakan; pelleting pakan; penjemuran pakan; dan uji pakan secara fisik, kimia dan biologi pakan. Peramuan Pakan Tahap pertama dalam meramu pakan adalah menghitung kebutuhan bahan baku dengan menggunakan metode “Bujur Sangkar”. Sedangkan pembuatan pakan mengacu pada SNI 01-7242-2006 tentang pakan buatan untuk ikan nila Oreochromis spp pada budidaya intensif. Tabel 1. Bahan baku untuk pembuatan pakan ikan dengan kandungan protein 25 % berdasarkan hasil perhitungan metode bujur sangkar. JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2018 P-ISSN 2615-4323 Halaman 1-7 E-ISSN 2579-9797 Diterima Februari 2018 Disetujui Mei 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Amrullah, M. Adnan B., Wahidah, Produksi Pakan Mandiri… 5 Available at Tanpa tepung jagung kuning Pelleting Pakan Pembuatan pakan bentuk pellet dilakukan dengan cara mencampur langsung bahan perekat dengan campuran bahan pakan pada saat masih kering. Apabila bahan perekat dipisahkan, maka bahan tersebut diseduh dengan air mendidih sampai mengental seperti lem encer. Setelah itu bahan perekat dicampur dengan bahan-bahan lainnya. Pencampuran bahan dimulai dengan bahan yang volumenya sedikit sedangkan bahan berupa pasta dicampurkan paling akhir. Bahan perekat yang dibuat adonan tersendiri, dicampurkan paling akhir. Adonan yang masih kurang basah dapat ditambah air sedikit demi sedikit. Apabila bahan perekat dicampur langsung dengan bahan-bahan lainnya, maka pembuatan adonan dilakukan dengan menambahkan air panas ±1/4 berat bahan baku. Pengadukan dilakukan di atas api kecil dan dilakukan hingga terjadi perubahan warna. Setelah adonan dingin, dilakukan pencetakan dengan pencetak pellet dan akan diperoleh bentuk batangan-batangan. Batangan basah tersebut dipotong-potong sepanjang 3 cm. Pelet basah yang telah dipotong dijemur hingga kadar airnya mencapai 10- 20% yang ditandai dengan pelet yang keras dan mudah patah. Untuk membuat pakan bentuk remah dan tepung hanya dilanjutkan dengan menggiling pellet yang telah kering di atas dengan mesin penggiling. Ukuran butiran tergantung pada setelan gigi-gigi penggilas alat penggiling. Tepung kasar dan halus dipisahkan dengan ayakan. Pakan untuk benih berumur 20-40 hari, digunakan ayakan dengan mesh size 40-75µm atau 75-105 µm, sedangkan untuk benih berumur 40-80 hari, digunakan ayakan mesh size > 105 µm. Manajemen Pemberian Pakan Dosis pakan yang diberikan pada ikan disesuai dengan bobot ikan. Menurut Sumarno 1991, jumlah pakan yang sesuai dengan kapasitas lambung atau sesuai dengan waktu ikan membutuhkan pakan perlu diperhatikan karena hal ini akan menentukan waktu yang tepat untuk melakukan pemberian pakan maupun dosis pakan. Secara umum pada umur 1-2 bulan ikan diberi pakan dengan dosis 5-10% dari bobot tubuh, sedangkan pada saat lebih dari umur 2 bulan diberi pakan dengan dosis 5% dari bobot tubuh perhari. Frekuensi pemberian pakan ikan adalah 2 kali per hari, yakni pagi dan sore hari. Pakan yang diberikan sebaiknya habis dalam 5 menit. Jika pakan tidak habis dalam 5 menit berarti ikan ada gangguan. Setiap kolam harus dibuatkan tabel pakan sendiri sesuai dengan kepadatan ikan yang ditebar dan target produksi. JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2018 P-ISSN 2615-4323 Halaman 1-7 E-ISSN 2579-9797 Diterima Februari 2018 Disetujui Mei 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Amrullah, M. Adnan B., Wahidah, Produksi Pakan Mandiri… 6 Available at Produksi Ikan Evaluasi terhadap pelaksanaan program adalah terlaksananya seluruh tahap kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan IbM, yang pada akhirnya akan terlihat pada terjadinya peningkatan produksi berupa hasil panen total ikan nila dan perbaikan kualitas hasil panen bobot ikan per ekor dalam satu siklus pemeliharaan. Hasil pengamatan kualitas air dan evaluasi produksi kegiatan PKM masing-masing dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Kisaran kualitas air pada kolam budidaya ikan nila di Desa Coppo Tompong, Kecamatan Mandalle, Pangkep. Alkalinitas total ppm CaCO3 Tabel 3. Evaluasi produksi kegiatan PKM produksi pakan ikan pada budidaya ikan nila di Desa Coppo Tompong, Kecamatan Mandalle, Pangkep. Padat tebar ikan 0,2 ha Size panen ikan 4 bulan 4. KESIMPULAN Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan maka disimpulkan - Petani dapat menerima inovasi tentang pentingnya diversifikasi usaha dalam kegiatan pertanian berdasarkan sumberdaya yang ada. - Petani telah mampu mempersiapkan bahan baku beserta seluruh sarana pendukung untuk pembuatan pakan. - Petani telah mampu melakukan pembuatan pakan murah dan pemeliharaan ikan nila. - 5. UCAPAN TERIMA KASIH Diucapkan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat DRPM Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah mendanai kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat PKM ini. 6. DAFTAR PUSTAKA Alim, 2016. Evaluasi tepung Ceratophyllum sp sebagai bahan pakan untuk ikan nila Oreochromis niloticus. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. El-Sayed, & Tacon, 1997. Fishmeal replacers for Tilapi; a review. Cah. Opt. Mediterran. 22; 205-224. Food and Agriculture Organization of the United Nations FAO 2016. Handbook of utilization of aquatic plants PartIII Water mineral and protein content and productivity of aquatic plants. [diacu 2017 Agustus] tersedia dari http/ JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO VOLUME 2 NOMOR 1 JUNI 2018 p-ISSN 2615-4323 Halaman 1-7 e-ISSN 2579-9797 Diterima Februari 2018 Disetujui Mei 2018 Dipublikasikan Juni 2018 Amrullah, M. Adnan B., Wahidah, Produksi Pakan Mandiri… 7 Available at Halver, & Hardy, 2002. Fish Nutrition 3th ed.. New York-London Acadmic Press. Jobling, M. 1994. Food intake in fish. Norwegian College of fishery science NFH. University of Tromso 9037, Norway. [NRC] Nasional Research Counsil. 1993. Nutrient requirement of warm water fishes and shelfish. Nutritional academy of science, Washington 102p. Pasha, 2015. Kecernaan pakan dengan penambahan tepung bioflok dan pengaruhnya terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila dan ikan mas. ikan nila. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Putri, 2017. Potensi penggunaan rumput laut Caulerpa lentillifera sebagai bahan baku pakan ikan nila Oreochromis niloticus. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pratiwi, D. 2015. Pemanfaatan fitoremediator eceng gondok Eichornia crassipes dalam produksi ikan nila Oreochromis niloticus ukuran 5 cm. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ribeiro, Lanna, Bomfim, Donzele, Quadros, M., Cunha, 2011. True and apparent of protein and amino acid of feed in nile tilapia. Revista Brasileira de zootecnia. 405. 939-946. Rifaldianto, Z. 2016. Pemanfaatn tepung rumput laut Rhodymenia sp pada pakan ikan Oreochromis niloticus sebagai peningkat pertumbuhan. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Soedibyo, 2013. Ikan nila gift Oreochromis niloticus yang diberi pakan mengandung probiotik. Jurnal Aquakultur indonesia. 122106-112. Standar Nasional Indonesia 01-2715-1996. 1996. Tepung ikan/bahan baku pakan. Direktorat Perbenihan, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Standar Nasional Indonesia 01-7242-2006. 2006. Pakan buatan untuk ikan nila Oreochromis spp. pada Budidaya Intensif.. Direktorat Perbenihan, Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Sunarno, 1991. Pemeliharaan ikan jelawat Leptobarsa hoeveni dengan frekuensi pemberian pakan berbeda. Bulletin Penelitian Perikanan Darat. 102 76-80 Widyanti, W. 2009. Kinerja pertumbuhan ikan nila Oreochromis niloticus yang diberi berbagai dosis enzim cair rumen pada pakan berbasis daun lamtorogung Leucaena leucocephala. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Wilson, 2002. Amino acids and proteins. Di dalam; Halver J, Hardy RW, editors. Fish Nutrition. ndon, New York Academic Press. hlm 143-179. Zhou, Tan, Mai, Liu, 2004. Apparent digestibility of select feed ingredients for juvenile cobia Rachycentron canadum. Aquaculture. 241441-451. ... Dijelaskan pula potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, potensi pasar ikan nila dan keuntungan yang dapat diperoleh serta keberlanjutan usaha. Amrullah et al., 2018 . ...Sutrianika SutrianikaRury FebrinaPenelitian ini bertujuan untuk menilai atau mengevaluasi hasil program pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan kolam ikan penelitian menggunakan kualitatif penelitian evaluasi program menunjukkan dengan adanya evaluasi hasil,evaluasi proses dan evaluasi dampak pada evaluasi pengembangan kolam ikan nila sebagian besar sudah sesuai dengan tujuan program dengan apa yang evaluasi proses adanya pembinaan dan pelatihan dalam pengembangan kolam ikan,penyedian sarana dan prasarana sertapengembangan usaha kolam ikan yang merupakan strategi yang cukup baik terhadap pelaksanaan program pengembangan kolam ikan nila dan terdapat beberapa kendala pada evaluasi proses yaitu dari segi pemasaran hasil pembudidaya seperti pembeli yang tidak pasti, modal yang tidak jalan dan anggapan masyarakat terhadap pembudidayaan kolam ikan masih evaluasi dampak dalam pengembangan budidaya kolam ikan nila ini sudah membawakan dampak yang positif kepada masyarakat dalam pengembangan kolam ikan nila yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,membuka peluang usaha bagi masyarakat serta untuk mengatasi masalah pengangguran ekonomi.... Selain itu petani ikan di Kelurahan Sukamaju memperoleh pakan ikan yang mengandung kunyit untuk satu siklus pemeliharaan. Menurut Heriansah dan Aspari 2016 danAmrullah et al., 2018 pembuatan pakan dengan penambahan bahan alami seperti kunyit dan probiotik dapat meningkatkan kualitas pakan dan juga meningkatkan imunitas ikan. ...Morina RiauwatyYusni I. SiregarIsma Muyani Indra LesmanaSukamaju Village that is located in the Sail Sub Regency, Pekanbaru is potential for developing fish culture. The knowedge of the community in fish culturing method, however, is relatively low and to improve it, a socialization program has been conducted in July-September 2020. The community was trained to culture fish and fed the fish with turmeric enriched pellets through mentorial and practice in fish feed pellet manufacture and fish rearing. The progress was monitored weekly and evaluated by the 8th week. Results shown that the community was able make fish feed pellets and also able to culture the fish. The result of monitoring and evaluation shown that the fish farmer in Sukamaju Village is commited to develop the turmeric enriched fish fed pellet processing as the effort of program Kedung Ombo di Kabupaten Sragen telah dikembangkan untuk usaha budi daya perikanan dengan sistem keramba jaring apung KJA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha dan faktor yang mempengaruhi keuntungan budi daya ikan nila di KJA dan menganalisis saluran pemasaran ikan nila tersebut. Metode analisis data yang digunakan meliputi 1 analisis biaya dan pendapatan; 2 analisis R/C ratio; 3 analisis regresi linier berganda; serta 4 analisis pemasaran. Hasil analisis menunjukkan biaya usaha budi daya ikan nila sistem keramba jaring apung sebesar penerimaan dan pendapatan bersih Efisiensi usaha budi daya ikan nila sebesar 1,3. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya pakan, biaya tenaga kerja, dan umur pembudi daya berpengaruh secara nyata terhadap keuntungan usaha budi daya ikan nila sistem keramba jaring apung. Saluran pemasaran tipe III pembudi daya – konsumen luar Solo Raya merupakan saluran pemasaran paling efisien terpendek, dan mempunyai margin pemasaran yang paling rendah dan farmer’s share paling tinggi. Oleh karena itu, rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan usaha budi daya ikan nila dengan melakukan pelatihan pembuatan pakan mandiri, sedangkan untuk meningkatkan pendapatan pembudi daya perlu diversifikasi usaha melalui usaha pemasaran ikan Tilapia Aquacuture Using Floating Net Cage System and Its Marketing in Sragen RegencyKedung Ombo Reservoir in Sragen regency have been develop aquaculture using the floating net cage system. This study aimed to analyze the tilapia culture using floating net cage system, analyze the factors influence to Tillapia aquaculture, and to analyze the marketing channel of tilapia floating net cage system. Data were collected and analyzed with various methods, includes1 Cost and benefit analysis; 2 R/C ratio; 3 Multiple linear regression analysis; and 4 marketing channel analysis. The results show that the cost of tilapia cuture is Rp131,481, revenue is Rp182,234, and net income is Rp50,753, The business efficiency of tilapia is Socio-economic factors such as feed cost, labor cost, and age of farmers are significantly influenced to the profits of tilapia fish farmers floating net cage system. The marketing channel type III farmers to consumers outside Solo Raya of tilapia is the most efficient marketing channel due to the lowest marketing margin and highest farmer’s share. Therefore, recommendation for improving tilapia aquaculture is to conduct the training for independent feed production. Business diversification through marketing activitiy is intake in fish. Norwegian College of fishery science NFHM JoblingJobling, M. 1994. Food intake in fish. Norwegian College of fishery science NFH. University of Tromso 9037, requirement of warm water fishes and shelfish. Nutritional academy of scienceNasional Research Counsil. 1993. Nutrient requirement of warm water fishes and shelfish. Nutritional academy of science, Washington pakan dengan penambahan tepung bioflok dan pengaruhnya terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila dan ikan mas. ikan nila. Tesis. Institut Pertanian BogorH K PashaPasha, 2015. Kecernaan pakan dengan penambahan tepung bioflok dan pengaruhnya terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila dan ikan mas. ikan nila. Tesis. Institut Pertanian Bogor, penggunaan rumput laut Caulerpa lentillifera sebagai bahan baku pakan ikan nila Oreochromis niloticusN T PutriPutri, 2017. Potensi penggunaan rumput laut Caulerpa lentillifera sebagai bahan baku pakan ikan nila Oreochromis niloticus. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kecapdapat dibuat dari ikan-ikan ekonomis atau non ekonomis, isi perut atau dari berbagai macam jenis kerang-kerangan misalnya kupang. Cara pembuatan kecap ikan tidak selalu sama. Masing-masing mempunyai cara tersendiri tergantung selera, kebiasaan serta ketrampilan si pembuat. Oleh karena itu kualitas produk yang dihasilkan juga berbeda-beda.
- Pempek merupakan makanan khas Palembang yang umumnya dibuat dari campuran daging ikan, tepung terigu, dan tepung sagu. Ada banyak jenis ikan yang bisa dijadikan bahan baku pempek. Beberapa jenis ikan tersebut mudah ditemukan di pasar dan swalayan dengan harga ikan yang digunakan untuk membuat pempek harus dipisahkan dari durinya terlebih dahulu, lalu dihaluskan. Selengkapnya, simak sembilan jenis ikan yang cocok dijadikan bahan baku pempek berikut ini. Baca juga Apa Itu Ikan Belida, Bahan Baku Pempek yang Kini Masuk Hewan Dilindungi? 1. Ikan tenggiri Ikan tenggiri merupakan jenis ikan yang paling umum dijadikan bahan baku pembuatan pempek. Menurut buku "Resep Autentik Pempek Palembang & Masakan Khas Wong Kito" 2018 oleh Chef Gerry Rudy terbitan Gramedia Pustaka Utama, jenis ikan tenggiri yang bagus dibuat menjadi pempek adalah ikan tenggiri betina. Ikan tenggiri betina memiliki bentuk badan yang lebih gepeng dibandingkan dengan ikan tenggiri jantan. Selain itu, ikan tenggiri betina yang bagus juga memiliki bintik-bintik putih di bagian badannya. Baca juga 15 Tempat Makan Pempek Enak di Jakarta, Salah Satunya Pempek Megaria 2. Ikan kakap merah SHUTTERSTOCK/IBENK_88 Ilustrasi ikan kakap merah segar di atas es. Ikan kakap merah bisa dijadikan bahan baku pempek. Namun, ikan kakap merah cenderung lebih amis dibandingkan ikan lainnya. Jika ingin menggunakan ikan kakap merah untuk membuat pempek, sebaiknya pilih yang masih segar untuk mengurangi bau amisnya. Ikan kakap merah segar harus segera difilet dan digiling hingga halus, lalu bisa langsung diolah menjadi pempek. Baca juga Cara Mudah Membentuk Pempek Sebelum Direbus3. Ikan gabus Selanjutnya, kamu bisa menggunakan jenis ikan sungai, yaitu ikan gabus untuk membuat pempek. Cita rasa ikan gabus cenderung tawar dibandingkan jenis ikan lainnya. Untuk menghasilkan pempek dengan cita rasa dan tekstur yang sempurna, sebaiknya campur ikan gabus dengan ikan tenggiri menggunakan perbandingan satu banding satu. Baca juga Cara Uleni Adonan Pempek agar Tidak Lembek dan Tidak Keras 4. Ikan mata goyang Menurut buku "Kursus Wirausaha Menjadi Juragan Pempek" 2013 oleh Yuyun Alamsyah terbitan Gramedia Pustaka Utama, ikan mata goyang bisa dijadikan bahan untuk membuat pempek. Jika dibandingkan dengan ikan tenggiri, ikan mata goyang cenderung lebih ekonomis sehingga bisa dibuat dan dijual dengan harga terjangkau. Baca juga 3 Tips Simpan Pempek agar Awet Setelah Direbus SHUTTESTOCK/ Norberto Marques Ilustrasi daging ikan cincang. 5. Ikan kuniran Ikan kuniran merupakan jenis ikan daging putih yang cocok dibuat menjadi pempek. Sama seperti ikan mata goyang, harga ikan kuniran juga lebih murah dibandingkan dengan ikan tenggiri. Jika ingin menjual pempek dengan harga terjangkau, kamu bisa menggunakan ikan kuniran sebagai bahan baku pempek. Baca juga Cara Membuat Pempek Beku buat Stok Lauk Siap Pakai 6. Ikan ekor kuning Jenis ikan lainnya yang cocok dibuat menjadi pempek adalah ikan ekor kuning. Untuk menggunakan ikan ekor kuning sebagai bahan baku pempek, tulang ikan harus dibuang terlebih dahulu. Selanjutnya, kamu bisa menggunakan daging dan kulit ikan ekor kuning yang sudah dihaluskan dan dicampur dengan tepung serta bumbu. Baca juga Resep Cuko Pempek Asli Palembang, Rasanya Otentik Adabeberapa jenis ikan yang digunakan dalam pembuatan pempek, ada ikan sungai seperti Ikan Gabus dan Belida ada pula ikan laut, seperti Tenggiri, semuanya menghasilkan pempek yang enak. "Perkara rasa ini memang bervariasi, tergantung selera konsumen," ujar Yenny Anggraini, Ketua Asosiasi Pengusaha Pempek. "Tapi jika diurutkan menurut
- Mendengar kata kaldu pasti kalian gak asing lagi kan temans, kaldu biasanya kita buat kalau kita mau bikin soto atau sup. Nah, kalau kaldu untuk bikin soto atau sup yang biasa kita buat di rumah itu pake bumbu dan rempah-rempah yang biasa kita jumpai, seperti bawang merah, jahe, daun salam ataupun bahan lain yang biasa digunakan sebagai dasar pembuatan soto atau sup Indonesia. Kali ini, kita akan membahas tentang Kaldu/ stock yang digunakan pada hidangan kontinental, cukup mudah dan sederhana dalam proses pengolahannya, bahan yang digunakan juga murah dan mudah didapat, antara lain 1. Daging Penggunaan daging dalam pembuatan kaldu/ stock sangat jarang sekali dikarenakan harga daging yang mahal. Akan tetapi, daging dapat digunakan saat membuat consomme. Consomme adalah kaldu yang terbuat dari daging yang telah dicicil terlebih dahulu dan dimasak menggunakan bumbu-bumbu kemudian disaring hingga jernih. 2. Tulang Tulang biasanya digunakan dalam pembuatan kaldu/ stock dikarenakan harga yang relatif murah dan juga tulang biasanya tidak digunakan dalam pengolahan makanan, sehingga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kaldu/ stock. Tulang yang biasa digunakan dalam pembuatan kaldu/ stock antara lain tulang sapi muda/veal, tulang ayam chicken, tulang kambing dan juga tulang ikan fish. 3. Bahan penyedap Pembuatan kaldu/ stock menggunakan bahan penyedap agar aroma pada kaldu/ stock semakin sedap dan menggugah selera. Bahan penyedap yang digunakan adalah a. Mirepoix merupakan bahan nabati yang berasal dari sayuran yang biasanya dicincang/ dipotong serta direbus bersama tulang selama proses pembuatan kaldu/ stock. Bahan mirepoix seperti wortel, bawang bombay, batang bawang serta batang seledri. b. Bouquete garni merupakan campuran dari berbagai rempah yang diikat menjadi satu dan digunakan bersama dalam proses pembuatan kaldu/ stock. Bouquete garni terdiri dari bay leaves, thyme, daun bawang, daun seledri dan bisa juga ditambahkan lada butir dan cengkeh. 4. Produk asam Produk asam yang digunakan biasanya adalah tomat, yang digunakan dalam pembuatan brown stock / kaldu coklat. 5. Lada dan garam Lada dan garam merupakan bahan yang digunakan untuk menajamkan aroma kaldu yang dibuat. Akan tetapi penggunaan garam dan lada biasanya dalam jumlah sedikit atau bahkan ada kaldu yang sama sekali tidak menggunakan garam, dan garam hanya ditambahkan apabila kaldu akan digunakan sebagai bahan saus.
· Ikan kakap sangat baik digunakan untuk membuat stock ikan, selain tulang dapat juga digunakan kulit ataupun kepala ikan. Waktu memasak yaitu 20 - 30 menit 2. Kaldu coklat (brown stock) Kaldu coklat adalah cairan yang dihasilkan dari rebusan tulang dan aromatik sayuran yang sebelumnya digosongkan dahulu lalu direbus. Cara membuat Stock ikuti petunjuk diagram alur sbb PENGOLAHAN MAKANAN KONTINENTALBAB PendahuluanKaldu merupakan bahan dasar dalam pembuatan saus dan sup. Kuat lemahnya kaldu akan sangat mempengaruhi kelezatan saus maupun sup yang dibuat. Oleh karena itu teknik dasar pembuatan kaldu harus dikuasai dengan benar olah mahasiswa. Dalam bab ini akan disajikan tentang pengertian kaldu,bahan dasar kaldu, macam-macam kaldu,teknik dasar membuat kaldu dan syarat kaldu yang baik. Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapai setelah materi ini diberikan, diharapkan mahasiswa dapat 1. Menjelaskan pengertian Menyebutkan bahan dasar Menyebutkan macam-macam Menjelaskan teknik dasar membuat Menyebutkan syarat kaldu yang baik. Pengertian KalduKaldu atau Stock adalah cairan yang dihasilkan dari rebusan tulang sapi, tulang ayam atau ikan dengan penambahan sayuran yang mengandung aroma dan dimasak dalam waktu tertentu lama.Kaldu digunakan sebagai bahan dasar sup, saus dan juga ditambahkan kedalam suatu masakan sebagai Bahan dasar tulang yang paling baik digunakan untuk membuat kaldu adalah tulang binatang muda, karena masih banyak mengandung aroma yang baik untuk yang diambil dari skin, knucle dan leher adalah jenis tulang yang baik digunakan untuk kaldu, biasanya dipotong-potong kecil sebelum menghasilkan kaldu yang bersih, maka tulang harus dicuci dahulu sebelum melalui proses “blancing”.2. Mirepoix adalah potongan kasar dari bawang, wortel, sledri, setangkai thyme dan selembar bay Macam-macam kaldu 1. Kaldu putih white stock Yang dimaksud dengan white stock adalah cairan yang dihasilkan dari rebusan tulang dan aroma sayuran yang dimasak dalam waktu Kaldu putih ayamMenggunakan tulang-tulang ayam, sayap, kepala, kaki dan bagian dalam yang dikenal dengan nama “giblet”. Tulang tersebut direbus hingga mendidih. Agar dihasilkan kaldu yang jernih, tulang tadi di blanch dengan air panas dan di cuci dengan air dingin 2-3 kali. Diberi air dingin didihkan kembali dan diberi sayuran penyedap. Lama memasak ± 2 – 4 Kaldu putih sapi mudaSama dengan kaldu ayam, hanya tulang yang digunakan adalah tulang sapi muda dan lamanya antara 5 – 6 Kaldu putih kambingSama dengan kaldu sapi muda, hanya penyedapnya ditambah cengkeh, waktu memasak 3 – 4 Kaldu putih ikanUntuk membuat kaldu ini sebaiknya dipilih tulang ikan yang tidak berbau keras. Kakap sangat baik digunakan untuk membuat kaldu ikan, selain tulang, dapat juga digunakan kulit ataupun kepala ikan, waktu memasak 20 – 30 Kaldu coklat brown stockKaldu coklat adalah cairan yang dihasilkan dari rebusan tulang dan aromatik sayuran yang sebelumnya dimasak dahulu sampai berwarna coklat dalam waktu tertentu. Cara membuat bahan supaya menjadi coklat warnanya dapat menggunakan alat oven dan selanjutnya diolah pada panci kaldu stock pot untuk mendapatkan warna yang lebih bagus dapat dengan menambahkan “tomato paste” dan tomat segar. Kaldu ini dibuat dari tulang sapi yang di Roast di dalam oven, setelah berwarna coklat ditambahkan dengan mirepoix. 3. Teknik dasar membuat kaldu1. Kaldu Putih Sapi Bahan 7 kg tulang sapi - dipotong kecil-kecil400 gr bawang bombay - dipotong belah dua 200 gr wortel - kupas,cuci, potong dua100 gr seledri - cuci pakai gr bouqet garnis - Dibuat yang rapi40 g garamCara membuat 1. Masukkan 7 kg tulang sapi kedalam stock pot2. Tuangkan air dingin sampai permukaan tulang tertutup, panaskan hingga Cuci tulang sapi dengan air Buang air rebusan tulang sampai airnya bersih Tuangkan 15 l air dingin kedalam stock pot6. Tambahkan 30 g garam biarkan Angkat dan buang busa dan kotoran yang terapung dan turunkan temperatur sehingga tidak Bersihkan kotoran yang menempel didinding stock Tambahkan bouqet garnis,masak terus dengan api kecil 4-6 Angkat bouqet garnis setelah cukup Saring kaldu dengan kain Hasil akhir 10 Kaldu Putih AyamBahan 7 kg tulang ayam400 gr bawang bombay200 gr wortel100 gr seledri200 gr bouqet garnis15 l air30 gr garamCara membuat 1. Tempatkan tulang ayam dalam stock Tambahkan air dingin sebanyak permukaan tulang dan biarkan Cuci kembali dengan air Buang air perebus dan Isikan kembali 15 l air dingin kedalam stock Tambahkan 30 gram garam dan biarkan Angkat dan buang busa dan kotoran yang terapung8. Bersihkan pinggiran stock Masukkan bouqet garnis dan turunkan temperaturnya, masak selama 2-4 Angkat bouqet garnis setelah cukup Saring dengan kain Hasil akhir kaldu putih ayam 10 Kaldu Putih IkanBahan 1,5 kg tulang ikan30 gr margarin150 gr bawang daun diiris gr bawang bombay diiris gr seledri diiris gr merica biji digerus1 gr thyme1 gr bay membuat 1. Potong 1,5 kg tulang Rendam tulang ikan dengan air dingin selama ½ Panaskan 30 gr margarin didalan stock Tambahkan daun bawang,bawang bombay,seledri,mrica,thyme dan bay Tumis semua bahan selama 5 Tambahkan tulang ikan, dan tumis kembali selama 5 Tambahkan 5 liter air, didihkan, angkat minyaknya danrebus perlahan selama 20 Saring dengan kain saring, didihkan sekali lagi dan Hasil akhir kaldu putih ikan 5 Kaldu Coklat brown stockBahan 5 kg tulang sapi dipotong gr wortel potong bawang bombay belah gr dl minyak tomato gr bay gr thyme3 dl anggur l gr membuat 1. Panaskan oven pada 250°C dan siapkan roasting pan dengan sendok Tambahkan minyak gorerng dalam roasting pan dan masukkakn tulang sapi,masak sampai berwarna Tambahkan mirepoix,masak terus sampai mirepoix berwarna Buang minyak yang Tambahkan 250 gr tomato Tambahkan bumbu-bumbu daun,aduk-aduk terus sampai Masukkan 3 dl anggur putih diuapkan dan angkat sedimen yang mengendap pada roasting Pindahkan tulang tersebut kedalam stock pot dan tuangkan 15 liter Tambahkan garam dan biarkan Kemudian dimasak dengan api kecil selama 4-6 Angkat dan buang kotoran yang Saring dengan kain Hasil akhir kaldu coklat 7,5 Syarat kaldu yang baik 1. Jernih2. Bebas lemak3. Aroma PenilaianSoal 1. Sebutkan bahan dasar pembuatan kaldu serta jelaskan persyaratan dari bahan dasar Jelaskan bagaimana caranya agar didapatkan kaldu yang jernih, bebas lemak dan memiliki rasa yang Jelaskan langkah-langkah pembuatan kaldu Sebutkan ciri-ciri kaldu yang baik. Mb0aY. 410 497 484 196 407 24 25 297 107

ikan yang baik digunakan untuk pembuatan stock adalah